Selasa, 05 April 2011

Spatial Thinking, Masalah Harus Dipetakan

Terilhami dari kultwitt yang di berkan oleh salah satu dosen favourite saya tentang spatial thinking ( bisa dilihat di http://madeandi.staff.ugm.ac.id ) disertai masalah-masalah yang saya hadapi dan teman teman saya hadapi.

Menurut Pak Andi Arsana, Spatial Thinking secara umum: pemikiran tentang obyek atau proses atau masalah atau fenomena dalam konteks ruang.

Spatial sendiri mempunyai art keruangan, sedangkan Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial (wikipedia).
 Mari kembali ke spatian thinking. Ternyata tidah hanya bumi dan permukaannya yang harus dihitung dan dipetakan, tapi masalah pun mungkin lebih baik diperlakukan seperti layaknya tempat yang harus di petakan.

Mengapa masalah juga perlu dipetakan? karena kita perlu mengamati dari luar, agar dapat melihat konteks dengan jelas. Karena masalah bukan hanya dari apa yang kita lihat saja, tapi tentang bagaimana  orang lain melihat masalah tersebut.
Tujuan pemetaan masalah adalah mengetahui "dari mana" sumber masalah ini berasal, "seluas apa" dampaknya, dan baru kita bisa menganalisis masalah, mencari kemungkinan jalan keluar, evaluasi, memilih jalan keluar yang terbaik dan kemudian implementasikan di lapangan.

Pemetaan masalah diharapkan akan membawa kita pada satu titik temu, bukan hanya berdiri di tempat dan berputar putar di lokasi yang sama.  Mengamati dari luar, dan menemukan situasi dan pandangan orang-orang yang terlibat di dalamnya mungkin akan menuntun kita mengambil keputusan yang tepat dan bijak, yang paling penting adalah kita dapat mempersempit luasan dampaknya.

Selamat Mencoba.. (^_^)v