Mengapa
kali ini saya mengambil judul distorsi? mungkin karena banyaknya fenomena distorsi disekitar saya.
Dalam
ilmu yang saya pelajari yaitu pemetaan khususnya Proyeksi peta, ada istilah yang sering digunakan yaitu
distorsi. Distorsi adalah kesalahan yang terjadi akibat dari bumi yang lengkung dan tidak teratur harus digambarkan atau diproyeksikan pada bidang datar (pada bidang yang dapat kita lihat sehari-hari).
Teorinya
seharusnya kita dapat mempresentasikan bumi di bidang datar dengan mudah,
seperti kulit bumi yang tinggal dibentangkan saja. Tapi pada kenyataannya bumi
itu bulat. Ketika kulit bumi itu dibentangkan seperti kulit jeruk yang kita
kupas dan kita bentangkan, pasti tidak akan berbentuk segi empat ataupun persegi panjang. Tapi pasti bagian bagian yang terobek, atau bahkan ada yang terpotong kecil-kecil. Inilah yang disebut Distorsi.
Distorsi inilah yang terjadi ketika objek di permukaan bumi harus di petakan atau diproyeksikan terhadap bidang datar. Bentuk yang ada di bidang
datar itu sesungguhnya tidak pernah secara sempurna mewakili obyek yang
ada di permukaan bumi. Yang dapat dilakukan adalah meminimalkan
kesalahan atau distorsi itu bukan menghilangkannya sama sekali. Dengan apa? Kami menyebutnya proyeksi peta.
Proyeksi peta pada dasarnya adalah cara memindahkan obyek yang tadinya
di permukaan lengkung sehingga tergambar di permukaan datar.
Dan
tentu saja seperti contoh diatas, kelihatannya akan mudah untuk menggambarkan permukaan bumi diatas peta?.
Begitu juga
dengan manusia, manusia akan menyangka akan begitu mudah mempraktikkan sesuatu hal apabila hanya ada di benaknya saja. Tapi akan sulit apabila ia melakukannya sendiri pada kesehariannya, dimana kita bisa melihatnya dan menilainya. Banyak teori yang sering kita adopsi, tentang apapun, misalnya tentang bagaimana dia harusnya bersikap,
bagaimana ia harus menyelesaikan dari masalah, bagaimana ia harus keluar dari
kegalauan, Atau berteori tentang kesalahan-kesalahan orang lain, tentang kritikan kritikan pada orang lain,
tentang bagaimana opini opininya dalam berbagai masalah yag timbul disekitarnya
dan lain sebagainya.
Tapi
bagaimana dengan proyeksinya pada kehidupan kita? Tidak jarang kita yang mengadopsi teori-teori yang ada akan
menjilat teorinya sendiri. Tidak jarang juga teori tersebut tidak dijalankan
sama sekali untuk memproyeksikan dirinya didunia nyata. bahkan, tidak jarang
teorinya sendiri akan dibantahnya juga sendiri. Ironis memang, tapi sebagaimana
teori distorsi, dalam proyeksi tidak akan pernah ditemukan hasil proyeksi yang
seratus persen benar. Tapi tugas kita adalah bukan bagaimana kita menghilangkan
distorsi yang terjadi tersebut tapi bagaimana kita menjadikan distorsi kita
menjadi lebih minimal.