Sabtu, 26 Februari 2011

Nothing is Impossible

Mungkin ada hal yang sangat sulit untuk kamu capai, mungkin ada hal yang sangat sulit untuk kamu mendapatkannya. Tapi itu semua bukan berarti hal yang tidak mungkin bukan? bukan berarti semua jalanmu tertutup untuk menggapainya.


Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Karena semua yang kita dapatkan, dan kita capai, itu semua tergantung bagaimana cara kita, tergantung bagaimana usaha kita, tergantung dari pengorbanan kita terhadap tujuan tersebut.
Seandainya kita tidak dapat mencapainya, bukan karena kita tidak sanggup, atau bukan karena hal tersebut mustahil. Namun karena pengorbanan kita belum cukup untuk mendapatkannya, atau Allah telah menggantinya dengan sesuatu di depan sana.

Mari katakan "kita bisa" jangan mengatakan "bisa gak ya", dan mari katakan "keep fight" bukan mengatakan "its impossible". Jangan menyerah sebeelum kamu melakukan apa-apa, jangan menyerah sebelum kamu mencoba apapun.
Jangan mundur sebelum berperang, karena itu akan mengantarkan pada penyesalan yang berlipat-lipat.
Dengan kita mencoba untuk melangkah, berarti kita telah mengantarkan diri kita pada satu pengalaman, pada satu guru yang paling berharga.
Karena tidak ada hal yang sia sia, karena tidak ada hal yang tidak mungkin.
Coz Nothing is impossible.

Rabu, 23 Februari 2011

Adil Bukan Berarti Sama

Sering kali kita menuntut keadilan, entah pada kehidupan, entah pada orang-orang yang kita sayang. Namun apakah kita mengerti dari keadilan itu sendiri.
Terkadang keadilan yang kita maksud, sudah tecampuradukan oleh perasaan dan emosi. Maka seringkali jika sesuatu yang tidak sesuai dengan yang kita inginkan dikatakan tidak adil.


Namun apakah kita mengerti arti adil sebenarnya?
Adil bukan berarti harus sama, adil bukan berarti mendapatkan apa-apa yang kita inginkan.
Adil itu bukan sama rata namun sama rasa. Setiap manusia pasti mempunyai kebutuhan, tanggung jawab, dan seambruk parameter lainnya yang yang mengantarkan sesuatu yang kita butuhkan dan mungkin yang kita inginkan, tentunya harus melalui proses adjusment (hehe.. hitung perataan).
Maka janganlah kita mengatakan dunia tak adil, atau bahkan hidup tak adil, Allah sudah tahu kapasitas makhluknya, Ia lebih mengtahui apa yang kita butuhkan. Allah tahu apa-apa yang tidak ketahui.

Adil bukan berarti sama, karena pada dasarnya kita pun tak akan pernah sama.

Minggu, 13 Februari 2011

Dan Kesalahanpun Menjadi Manfaat

"Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya, kemudian jika keduanya bertaubat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. An Nisa':16)

Memang manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Namun manusia yang terbaik bukanlah manusia yang tidak pernah melakukan dosa sama sekali, akan tetapi manusia yang terbaik adalah manusia yang ketika dia berbuat kesalahan dia langsung bertaubat kepada Alloh dengan sebenar-benar taubat. Bukan sekedar tobat sesaat yang diiringi niat hati untuk mengulang dosa kembali.

Dan tahukah bahwa sepatutnyalah jalan yang ditunjukkan Allah bagi kita untuk memperbaiki diri dan bertaubat dipelihara dan dijaga. Bagaimana caranya? Yaitu dengan menatap masa depan dengan tekad untuk tidak akan pernah lagi mengulangi kesalahan di masa lalu dan sekaligus juga terus-menerus berusaha mendekatkan diri pada Allah dengan mencoba untuk terus menerus agar dapat masuk ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa pandai bersyukur dan bersabar, serta senantiasa mengerjakan kebajikan (amal shalih), melaksanakan perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah. Itulah taubat yang sesungguhnya.

Dan, orang-orang yang tidak menyembah sesembahan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barangsiapa yang melakukan demikian itu, nicaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), yakni akan dilipatgandakan adzab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal shalih, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan, Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al Furqan: 68-70)

Sungguh janganlah kita sebagai hambaNya mempunyai pola pikir bahwa kita tidak pantas lagi mendapatkan rahmatNya, dan segala bentuk nikmatNya. Karena sebuah pola pikir bahwa diri kita telah dikungkung dosa dan sebuah sikap putus asa akan mendapatkan ampunan dan tuntunan Allah adalah salah satu sebab yang akan menjadi penghambat taubat bagi sebagian orang (yaitu menjadi hambatan bagi seseorang untuk melakukan taubat). Karena semua hal ini akan membuat orang tersebut kelak suatu hari nanti akan kembali mengikuti jalan syaithan dan meniti jalan yang kelam lagi. Naudzubillahminzaliik. Semoga Allah menjauhi kita dari perbuatan tersebut.

Sesungguhnya, ampunan Allah lebih luas daripada dosa-dosa kita, seberapa pun banyaknya. Sesungguhnya sesaat pun rahmat Allah tidak pernah menjadi sempit karena kesalahan-kesalahan umat-Nya, seberapa pun besarnya. Allah berfirman pada Rasul-Nya,

Katakanlah, Hai hamba-hamba-KU yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Az Zumar: 53)

dan tahukah bahwa Taubat, sadar akan kesalahan masa lalu, adalah nikmat yang paling besar yang Allah berikan pada kita, nikmat islam dan iman.
Nikmat Dibukanya Pintu Taubat

Apabila Alloh menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Alloh bukakan pintu taubat baginya. Sehingga ia benar-benar menyesali kesalahannya, merasa hina dan rendah serta sangat membutuhkan ampunan Alloh.
Dan keburukan yang pernah ia lakukan itu merupakan sebab dari rahmat Alloh baginya. Sampai-sampai setan akan berkata, “Duhai, seandainya aku dahulu membiarkannya. Andai dulu aku tidak menjerumuskannya kedalam dosa sampai ia bertaubat dan mendapatkan rahmat Alloh.”

Diriwayatkan bahwa seorang salaf berkata, “Sesungguhnya seorang hamba bisa jadi berbuat suatu dosa, tetapi dosa tersebut menyebabkannya masuk surga.” Orang-orang bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Dia menjawab, “Dia berbuat suatu dosa, lalu dosa itu senantiasa terpampang di hadapannya. Dia khawatir, takut, menangis, menyesal dan merasa malu kepada Robbnya, menundukkan kepala di hadapan-Nya dengan hati yang khusyu’. Maka dosa tersebut menjadi sebab kebahagiaan dan keberuntungan orang itu, sehingga dosa tersebut lebih bermanfaat baginya daripada ketaatan yang banyak.”

Mari mulailah menapaki jalan yang akan menyejukkan.

Ketika Pundakmu Lelah

Apa sebenarnya ikhlas? sebuah kata yang mungkin sering kali di ucapkan namun sulit sekali untuk di ungkapkan apalagi dilaksanakan. Ikhlas, sebuah kata yang berarti menerima dengan lapang dada dan bersyukur dengan apapun yang di berikan kepada kita, apapun itu.

Dan sayapun pernah menulis tentang keikhlasan dan kebebasan.
Mari sedikit bertanya pada diri kita, bukankah dengan keikhlasan apa apa yang kita lakukan, apa apa yang kita pilih menjadi terasa ringan? Lepas?. Ringan dan lepas tanpa adanya beban di pundak kita, tanpa adanya rasa keterpaksaan yang membuat kita merasa berat melakukan apapun, membuat kita merasa berada di sangkar dengan segala kekangannya.

Ketika pundakmu terasa lelah, dengan semua kelelahan dunia dan segala bebannya yang terporos di pundakmu. Ikhlaslah, dan percaya pada Allah yang akan menggantikan semua pengorbananmu dan rasa lelah itu menjadi satu senyuman dan bahagia di depan sana.
Karena setiap setelah jalan yang terjal dan menanjak pasti ada jalan yang lebi mudah di lalui. Karena setelah ada bukit pasti ada danau dengan sungai yang mengalir indah dan menyegarkan. Karena setelah malam pasti ada siang. Karena pasti setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan.

Allah tak akan pernah lupa dengan janjinya, tetaplah bersyukur karena kelelahan yang engkau rasakan adalah salah satu bentuk kasih sayangNya, bentuk rasa cintaNya padamu.
Tetaplah semangat mendaki bukit bukit, hingga engkau mencapai air air sungai yang mengalir indah, sesuatu yang Allah persiapkan untukmu dengan indah. Semangat.

Selasa, 01 Februari 2011

Wahai Langit

wahai langit.. aku pernah berjanji pada hatiku, aku ingin melihatmu terus membiru tanpa noktah mendung membendungmu..
wahai langit.. aku pernah berjanji pada hatiku, aku ingin terus merefleksikan birumu dalam gelombang gelombang samudra lautku, yang akan terus memantulkan warnamu..
wahai langit.. setiap aku menengadahkan pandanganku padamu, engkau terasa dekat.. membiru bersama air air di lautku.. memutih bersama awan awan yang menghiasmu dan bulir bulir buih ombak yang menyapu pantai..

aku masih terus menengadahkan pandanganku, menatap dan memandang langitku..
senja.. langitku berubah jingga dan ia menatapku.. gelombang gelombang ombak pantai mulai tak beraturan mengikuti ritme jantungku yang juga tak beraturan..
sepersekian detik, terasa hening, damai, seluruh dunia seperti mengalunkan nada nada indah khas malam.. bintang bertaburan menguntai nada nada yang melukiskan tarian angin malam..
aku ingin mengantungkan bola bola kaca samudra di langitku, dan berharap ia tetap disana.. dan kau menjaganya..
wahai langit.. jika ini mimpi.. aku ingin terus tertidur dan aku tak ingin terbangun lagi..
jika ini nyata.. sentuh jemariku dan katakan kau nyata.. dan asaku pun nyata..

Pagi.. sang fajar mulai megerjap ngerjapkan sinarnya.. membangunkanku, angin pun ikut menyapu buih buih putih menuju pantai..
dan aku masih menengadahkan pandanganku menuju langit.. namun..
wahai langit.. mengapa kostummu kelabu.. tak ada lagi warna biru dan awan awan putih yang menghiasmu..
aku menunggu..
anginpun tak pernah datang menyapa.. tak pernah hadir lagi untuk membisakan warna warna kelabu itu..
aku masih menunggu..
wahai langit.. tak tahukah engkau warna laut pun berubah kelabu sejak kau tak biru dan berubah kelabu?..
wahai langit.. tak tahukah engkau tak ada lagi gemericik ombak tanpa birumu.. tak tahu kah engkau dunia tak lagi mengalunkan nada nada khas malam..
dan perlahan aku takut bola bola samudra itu ikut terhempas.. jatuh..

wahai langit.. apa kah engkau tengah membangunkanku dari mimpiku? dan seraya berkata, ini hanya mimpi dan bukan kenyataan..