Sabtu, 15 Oktober 2011

Profesionalisme, Open Mind, dan Organisasi

Dapat membedakan mana masalah pribadi, dan mana yang masalah organisasi ataupun pribadi, serta dapat menempatkan diri dengan baik.
Berusaha memberikan yang terbaik terhadap komitmen yang sudah di ambil, serta dapat meminimalisir distorsi yang muncul.
Dua poin diatas, adalah dua poin yang mungkin akan cepat di ucapkan ketika ditanyakan “Sebutkan contoh  sikap profesional /profesionalisme?”. Lalu sebenarnya apa itu profesionalisme? “Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.

Teringat sebuah kejadian pada saat rapat kecil sebuah organisasi di salah satu jurusan kampus terkenal. Seperti layaknya rapat, maka didalamnya akan terlontar saran atau masukan, kritik, tukar pendapat dan sebagainya. Anehnya dalam rapat ini, lebih dapat dikatakan debat kusir, dikarena adanya pihak yang sangat menolak kritik dan saran. Dalam kesempatan lain, pihak – pihak terkait bertemu,  dan ternyata masalah dalam rapat dibawa keluar area, dan begitu juga dengan masalah di luar dibawa dalam rapat.

Tidak hanya kejanggalan tersebut, pihak yang tak dapat menerima saran dan kritik ini merupakan seorang yang dikandidatkan sebagai ketua. Berbagai alasan dan kata kata, dari mulai yang masuk akal sampai yang tidak masuk akal dikemukakan untuk melindungi dirinya dan ambisinya menjadi ketua. Menolak semua masukan, untuk membuka jalan demi lancarnya ambisi dirinya sendiri.


Bagaimana seorang yang tidak open mind, dapat menjalankan sebuah organisasi dengan banyak anggota, banyak ide dan kepala didalamnya? Memimpin itu sulit, karena pemimpin sesungguhnya tidak pernah menggunakan telunjuknya tapi menggunakan hatinya. Sebuah statement yang tidak salah bukan?

Banyak hal baru di luar yang harusnya dapat kita pelajari dan kita ambil manfaatnya. Open Mind bukan berarti serta merta mengadopsi suatu informasi dari luar secara langsung, tapi tetap kritis, dengan menyerap informasi tersebut, kemudian mempelajari, menelaah, membandingkan, kemudian menginterpretasikan, sehingga nilai positifnya dapat dipergunakan untuk kemajuan dirinya sendiri dan orang banyak.

Kedua sifat diatas, Profesionalisme dan Openmind, hanya segelintir sifat dari sekian banyak sifat positif yang akan mengajarkan hal positif, serta membawa kita pada arah yang lebih baik lagi. Dan kedua sifat itu adalah dasar sifat yang diperlukan oleh seorang pemimpin.

Jika tidak di mulai dari diri sendiri, bagaimana dapat membawa orang lain, apa lagi sebuah Organisasi?

2 komentar:

  1. Kalo saya boleh bilang : Bantai!!!

    Jika saya bicara sebagai 'mantan' ketua suatu organisasi : silakan adakan sidang terbuka sehingga nantinya dapat dilihat apakah orang tersebut layak atau tidak untuk mengetuai suatu organisasi.

    BalasHapus
  2. silahkan bisa kepada ketuanya.. :p

    BalasHapus