Kamis, 18 April 2013

Tentang Teman, Teman dan Teman



Mungkin dulu pasti kita pernah mendengar nasihat dari orang-orang disekitar kita, “Jangan pernah memilih-milih teman, siapapun orangnya harus kita anggap teman” dan lain sebagainya. Jelas ini adalah paham yang berbeda. Karena dalam paham tersebut mau tidak mau pasti ditemukan banyak prasyarat pada kenyataannya. Teman dalam paham ini mungkin hanya sekedar panggilan lain terhadap kenalan bukan teman yang sesungguhnya.

Perbanyaklah mengenal orang dari berbagai bangsa, perbanyaklah mengenal orang dari berbagai tempat, perbanyaklah mengenal orang dari berbagai agama, dan dari segala penjuru dunia. Karena dengan begitu kita akan banyak sekali mengenal karakter orang-orang disekitar kita. Karena dengan itu kita bisa belajar.
Tapi pilihlah dari orang-orang yang kita kenal tersebut untuk menjadi teman kita. Pilih.


Ternyata memilih teman bukan perkara yang main-main, karena memilih teman itu perintah agama.

“Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik dan yang buruk itu seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya atau engkau membelinya atau engkau akan mencium harumnya. Sementara pandai besi mungkin akan membakar bajumu, atau engkau akan mencium bau yang tidak sedap”. (Bukhari dan Muslim)

“Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, karena hendaklah salah seorang diantara kalian mencermati kepada siapa kalian berteman.” (Tirmidzi, Ahmad dan Abu Daud)

Mungkin setelah kita membaca hadist diatas, kita akan berfikir dan bertanya. Kalau begitu para pendakwah akan menjadi golongan VIP yang akan berkumpul dengan pendakwah lainnya? Percuma gak sih kalau kita dakwah pada orang yang sudah tahu? Lalu siapa yang akan mengembalikan mereka pada jalan yang benar?
Pertama, dakwah itu bukan hanya memberi atau bertukar ilmu dengan seseorang yang belum tahu, tapi mengingatkan orang-orang yang sudah tahu ilmunya tapi masih belum mengamalkannya. Sukur-sukur dari situ kita juga diingatkan untuk amalan yang lain. Kedua, Tugas dan tanggung jawab kita bukan untuk mengembalikan seseorang untuk menjadi benar, tapi memberitahu akan kebenaran. Perkara menerima tidaknya ia, kembalikan pada individunya tersebut. Jangan lupa mendoakan, karena Allah lah yang maha membolak balikan hati.

Teringat dengan sebuah nasihat lukman untuk anaknya, “Berkumpulah dengan orang-orang shalih yang berilmu. Jika kamu berilmu maka kamu akan bertukar ilmu dan semakin banyaklah ilmumu. Dan ketika kamu tidak berilmu maka kamu akan mendapatkan ilmu-ilmu yang sebelumnya kamu dapatkan”.

Jadi, pilihlah teman yang baik, yang bisa sama-sama membawa kepada kebaikan, yang mau saling menasehati, yang jauh dari hal-hal kerusakan ataupun hal-hal yang sia-sia. Sekali lagi silakan mengelilingi dunia ini, bergaul dengan begitu banyak orang, belajar dari banyak tempat, mengenal dari banyak orang. Tapi pilihlah dari orang-orang tersebut yang akan menjadi teman kita.

0 Coment:

Posting Komentar