Mungkin
dulu pasti kita pernah mendengar nasihat dari orang-orang disekitar kita,
“Jangan pernah memilih-milih teman, siapapun orangnya harus kita anggap teman”
dan lain sebagainya. Jelas ini adalah paham yang berbeda. Karena dalam paham tersebut
mau tidak mau pasti ditemukan banyak prasyarat pada kenyataannya. Teman dalam
paham ini mungkin hanya sekedar panggilan lain terhadap kenalan bukan teman
yang sesungguhnya.
Perbanyaklah
mengenal orang dari berbagai bangsa, perbanyaklah mengenal orang dari berbagai
tempat, perbanyaklah mengenal orang dari berbagai agama, dan dari segala
penjuru dunia. Karena dengan begitu kita akan banyak sekali mengenal karakter
orang-orang disekitar kita. Karena dengan itu kita bisa belajar.
Tapi
pilihlah dari orang-orang yang kita kenal tersebut untuk menjadi teman kita.
Pilih.
Ternyata
memilih teman bukan perkara yang main-main, karena memilih teman itu perintah
agama.
“Sesungguhnya
perumpamaan teman yang baik dan yang buruk itu seperti pembawa minyak wangi dan
pandai besi. pembawa minyak wangi mungkin akan mencipratkan minyak wanginya
atau engkau membelinya atau engkau akan mencium harumnya. Sementara pandai besi
mungkin akan membakar bajumu, atau engkau akan mencium bau yang tidak sedap”.
(Bukhari dan Muslim)
“Seseorang
itu akan mengikuti agama temannya, karena hendaklah salah seorang diantara
kalian mencermati kepada siapa kalian berteman.” (Tirmidzi, Ahmad dan Abu Daud)
Mungkin
setelah kita membaca hadist diatas, kita akan berfikir dan bertanya. Kalau begitu
para pendakwah akan menjadi golongan VIP yang akan berkumpul dengan pendakwah
lainnya? Percuma gak sih kalau kita dakwah pada orang yang sudah tahu? Lalu
siapa yang akan mengembalikan mereka pada jalan yang benar?
Pertama,
dakwah itu bukan hanya memberi atau bertukar ilmu dengan seseorang yang belum
tahu, tapi mengingatkan orang-orang yang sudah tahu ilmunya tapi masih belum
mengamalkannya. Sukur-sukur dari situ kita juga diingatkan untuk amalan yang
lain. Kedua, Tugas dan tanggung jawab kita bukan untuk mengembalikan seseorang
untuk menjadi benar, tapi memberitahu akan kebenaran. Perkara menerima tidaknya
ia, kembalikan pada individunya tersebut. Jangan lupa mendoakan, karena Allah
lah yang maha membolak balikan hati.
Teringat
dengan sebuah nasihat lukman untuk anaknya, “Berkumpulah dengan orang-orang
shalih yang berilmu. Jika kamu berilmu maka kamu akan bertukar ilmu dan semakin
banyaklah ilmumu. Dan ketika kamu tidak berilmu maka kamu akan mendapatkan
ilmu-ilmu yang sebelumnya kamu dapatkan”.
Jadi,
pilihlah teman yang baik, yang bisa sama-sama membawa kepada kebaikan, yang mau
saling menasehati, yang jauh dari hal-hal kerusakan ataupun hal-hal yang
sia-sia. Sekali lagi silakan mengelilingi dunia ini, bergaul dengan begitu
banyak orang, belajar dari banyak tempat, mengenal dari banyak orang. Tapi
pilihlah dari orang-orang tersebut yang akan menjadi teman kita.
0 Coment:
Posting Komentar