Rabu, 12 Januari 2011

Seuntai Nada Untukmu

Samudra kan mulai merebah.
Menandakan langit biru mulai bersahabat dalam lelah.
Nahkoda kapal tetap melantunkan senandung indah.
Namun di sisi lain, menelisik ceritamu, mataku basah.

Gelombang tak menjadikan kapal itu patah.
Air mukanya hanya sebuah wajah.
Dan kamu tak fasih bicara dalam risalah.
Nyanyian camar, mengagumi sisimu yang terarah.

Kamu dengan tangan di kemudi menengadah.
Nada yanyian camar, hilangkan semua tumpukan keluh kesah.
Membawa kisahmu pada dunia yang tengah merambah.
Tundukmu jadikan semuanya cerah.

Mengagumi sunyi senyummu dalam derap langkah.
Menjadikan hujan, angin, awan sebagai pelengkap kisah.
Gelegaknya menjadikan rintangan sepertinya mudah.
Sepertnya kisah tengah dimulai, kau tahukah?

Dan kau sadarkah?
Ketika rintik hujan hadir dalam dunia tak bertuah.
Telah menggiring air-air memasuki celah celah.
Jadikan sebuah oasis, dengan angin yang bertiup lemah.

Sajak hidupmu dan nyanyian camar menuliskan sebuah risalah.
Risalah dunia, dengan harapan dua nada yang mulai melangkah.
Nada yang berberda, dari dua penjuru yang terpisah.
Menjadi senandung, menatap langit dengan lukisan awan yang berubah cerah.

0 Coment:

Posting Komentar