Malam ini, sepulang saya dari
tabligh akbar dengan tema Muhammad al-fatih, saya merasa begitu iri. Rasa iri
saya kepada tokoh-tokoh besar islam semakin menjadi. Bayangkan, rata-rata, beliau-beliau
telah hafal al-quran dari kecil. Beliau-beliau telah diperdengarkan sejarah
islam, perjuangan-perjuangan, kebesaran-kebesaran islam, semangat-semangat
islam sejak dini, sejak dimulainya diperdengarkan dongeng sebelum tidur. Inilah
yang menjadikan beliau-beliau selalu berusaha memantaskan diri untuk menjadi
seseorang yang selalu berada di jalan Allah swt. Dan selalu berusaha untuk
memberikan yang terbaik untuk agamanya, Islam.
Lalu lihatlah diri ini, berapa tahun
kita hidup? apa yang sudah kita berikan untuk agama kita? untuk islam? atau
pertanyakan dahulu diri ini, sudah maksimalkah kita untuk memantaskan diri
menjadi pejuang-pejuang yang selalu berada di jalan Allah?
Dan detik ini seketika saya malu,
saya merasa waktu telah terbuang sia-sia.
Berkah-kah waktu yang kita
pergunakan selama ini? kemana saja kita selama ini? apa yang menyibukkan kita?
hati ini masih tertunduk malu.
Malam ini, dengan adanya perasaan
penyesalan dalam diri ini tentang waktu yang terbuang, tentang niat dan
kesungguhan yang dipertanyakan, tentang keinginan mencari ilmu yang tak
maksimal, dan tentang konstribusi kita pada islam yang ternyata bukan apa-apa. Inilah
curahan hati dan harapan untuk mereka didepan sana yang akan lahir dari
rahimku, yang mungkin akan ku-kecewakan.
Kepada anakku
kelak,
Maafkan aku, karena aku bukanlah
seseorang yang pandai mendidikmu, tapi mengertilah bahwa sesungguhnya aku ingin
engkau selalu berada di jalan yang selalu Allah Ridhai.
Maafkanlah aku, karena aku
bukanlah seseorang yang cerdas, tapi mengertilah bahwa aku ingin engkau
memiliki pengetahuan yang luas, hingga engkau dapat mengajarkan nilai-nilai
agamamu, pengetahuanmu pada cucuku kelak.
Maafkan aku, karena aku hanyalah
seseorang dengan pengetahuan sejarah yang sedikit, tapi mengertilah, aku ingin
memperdengarkan dirimu cerita-cerita perjuangan islam, cerita
kebesaran-kebesaran islam, sejarah-sejarah islam, sehingga keyakinanmu, semangatmu
di dan menuju jalan Allah telah berkobar sejak dini.
Maafkanlah aku, karena aku hanya
seseorang yang tak pendai menghafal Al-Quran, tapi mengertilah bahwa aku ingin
engkau dapat mengahafal Al-Quran dengan baik. Sehingga engkau tak akan pernah
lupa apa-apa yang tertulis didalamnya, senantiasa takut setakut takutnya pada
azab Allah, patuh sepatuh patuhnya ada perintah Allah.
Maafkanlah aku, karena aku hanya
seseorang yang tak pandai memberikan contoh yang baik bagimu, tapi mengertilah
aku ingin engkau menjadi seseorang yang tak pernah lupa mendirikan sunnah,
hingga engaku selalu merasa dekat dengan Allah.
Maafkanlah aku, karena aku hanya
perempuan yang biasa, tapi mengertilah aku ingin engkau selalu istiqomah di
jalan Allah, selalu istiqamah untuk terus mendekatkan diri pada Allah, selalu istiqamah untuk berjuang
demi Agamamu, selalu istiqamah di jalan dakwah, mempunyai jiwa pemimpin yang
memimpin dengan hatinya, berjiwa besar, penyabar, penyayang, bertanggung jawab,
shalih/shalihah, hingga engkau dapat berkontribusi maksimal untuk agamamu.
Tak ada kata terlambat untuk
belajar, tak ada kata menyerah untuk pejuang, tak ada kata tidak mungkin untuk
engkau yang berkeyakinan.
0 Coment:
Posting Komentar