Rabu, 09 September 2015

Hidup Itu Selalu tentang Kotak - Kotak

Aku melangkah masuk menuju ruangan yang tidak banyak orang disana, yang aku tahu ruangan itu masih satu bagian, masih satu tubuh dengan gedung ini. aku mulai mengoprasikan satu komputer yang biasa digunakan pemantauan, bukan bagianku memang.

Aku : Permisi mba, aku pinjam ya mba, mau ngambil data.
Apa yang seharusnya ia katakan ketika bagian dari tubuhu meminta bantuan?

Dia : Lho.. kamu bukannya bagian itu ya, bukan disini kan?

Aku : Saya sebagian disini koq mba.

Dia : Oh gituuu

Jadi seandainya saya bukan bagiannya, saya tidak boleh menggunakan komputer dan mengambil data? rasanya ini sudah memasuki tahun 2015. Tetapi masih aja ada orang - orang yang berfikir terkotak - kotak. Walau kita satu tubuh, kamu namanya tetap kaki, kamu tangan, kamu kepala. Tidak kah pernah berfikir bahwa kita satu tubuh. Kita bergerak, kita hidup dengan porsi yang lengkap, tapi justru kita yang mengkotak - kotakannya.

Layaknya manusia, ketika kita berjalan, ada yang melangkah yaitu kaki, ada yang melihat jalan yaitu mata, ada yang berfikir tujuan kita kemana yaitu otak. Kita berjalan beriringan karena kita satu tubuh, seharusnya kita bekerja sama. Lagi - lagi tentang ego, lagi - lagi tentang pengkotak - kotakan. Padahal tujuan kita sama, padahal kita berada di tubuh yang sama, apa salahnya saling membantu? apa salahnya belajar peduli? apa salahnya sama - sama beriringan menuju tujuan tersebut. Bukankah akan lebih mudah apabila kita bekerja sama? Bukankan akan lebih cepat untuk mencapai tujuan ketika kita bersama?

Kadang pengkotak - otakan hanya akan mebuat pikiranmu menjadi sempit. Kadang pengkotak kotakan hanya akan menjadikanmu egois dan tidak berempati. Kadang tujuan ita hanya akan menjadi sebuah impian dengan kotak - kotak tersebut. Anehnya kamu bukan intropeksi malah sibuk menyalahkan.
Ya.. kadang kemajuan teknologi tidak berbanding lurus dengan kemajuan kepribadian kita. Kadang tingginya jenjang pendidikan kita tidak berbanding lurus dengan pola pikir kita.
Sekali lagi berfikir, siapa yang salah? Aku, Mereka, atau Sistem?


0 Coment:

Posting Komentar