Jumat, 12 November 2010

I think, Just Ice..

sejenak ingin pergi dari tanah yang gersang tanpa air, tanpa tumbuhan penyejuk, dan kini aku melewati tempat yang indah, putih, salju dan es berada dimana-mana menghiasi dataran.

sejenak aku berfikir “sepertinya ini adalah tempat yang sangat jauh berbeda dari tempat yang sebelumnya, berbeda dengan tempat yang gersang itu. Sesaat aku hanya menatapnya, namun jari-jari kecilku tak kuasa untuk menyentuhnya. menyentuh sebuah balok es dari dataran putih itu.

“Tuhan.. ternyata rasanya sangat dingin.” aku tak tahu apa dataran putih ini lebih baik dari dataran gersang itu.

namun semakin lama tangan-tanganku menyentuhnya semakin dingin rasanya, perlahan rasa sakit merasuk sampai ke tulang.
Tanpa aku lepaskan jari-jariku pada bongkahan es pada dataran putih itu, aku kembali menatapnya lekat. seperti sebuah jawaban aku melihat semua bayang itu tanpa balok es itu melihat bayangku. bayang yang sepenuhnya adalah udara yang tak akan pernah terlepas dari bongkahan es itu.


dan aku pun teringat, aku pernah menyentuh bongkahan es dari dataran putih, walau aku tahu itu bukan bongkahan es yang sama. dan aku tahu pasti jika rasanya hanya dingin, semakin lama kusentuh semakin sakit rasanya, semakin merubah warna kulitku menjadi biru. tapi entah mengapa? aku menyentuh lagi bongkahan es itu, dan sekali lagi aku tak sedikitpun melepaskan tangan-tanganku darinya.

air mataku menetes, menahan sakit dari dingin yang ku rasa. sesaat aku berfikir ingin mencairkan bongkahan es itu hingga ia dapat bersentuhan dengan udaranya secara langsung, dan menghasilkan horison yang membuat semua mata tak hentinya memandang, tak hentinya semua bibir berdecak dan mengucapkan kalimat Subhanallah.

Namun aku tak mampu ya Allah, aku tak mampu melakukannya. mencairkan bongkahan es itu, berarti aku tak akan pernah menemukannya lagi, dan aku tak akan pernah menyentuhnya lagi.

dan aku putuskan untuk menutup mataku, dan membiarkan terus rasa dingin menyebarkan sakit yang mungkin nantinya akan membuat aku mati rasa dan tak akan membuat aku merasakan apa-apa lagi.

0 Coment:

Posting Komentar