Jumat, 12 November 2010

Sudut Pandang Bagimu

Sudut pandang?

Sebenarnya apa yang adadi benak kamu tentang kata sudut pandang?

Sudut pandang itu cara kamu menilai sesuatu? atau cara kamu melihat sesuatu sebagai objek bukan subjek? atau tempat nyaman sebagai dirimu untuk menilai orang lain dan dirimu sendiri. Mungkin kita semua perlu mendeskripsikan ulang arti dari sudut pandang yang sebenarnya. Atau hanya sekedar berkata pada diri kita sendiri, benarkah sudut yang sudah kita ambil. mengapa? Sudah objektif kah kita?

Saya pernah mendengar sebuah kalimat indah yang mungkin benar adanya seperti itu, danmembuat kita berfikir ulang. kata – kata itu berbunyi,  ”Bukankah bayangan itu terbentuk dari perpektif kita yang menjadi pengamat? dan tentunya dengan variable berbeda, antara lain  jarak, lensa yang di gunakan. Tapi mengapa apapun bebtuk bayangan yang terbentuk, kita di ajarkan dalam sebuah pelajarn Fisika, untuk mengetahui Fokus (titik apinya) dimana?”.



Saya memang tidak begitu mengerti Fisika dengan bab yang berjudul optik. Dan segera lupakan tentang pelajaran Fisika optik di sekolah, karena ini hanya sebuah analogi. Ya.. sebuah analogi pada suatu masalah yang sering kali justru menjadi duri dalam masalah tersebut (merusak sesuatu yang sudah rusak).

Pernahkah kalian berfikir kalian tidak adil dengan sudut pandang yang kalian ambil. Kalian hanya melihat dari sisi luar tanpa mengenal dan mengetahuinya lebih dalam, dan serta merta kalian menjadikan sebuah kata yang kalian ucapkan sebagai hukuman yang pantas bagi orang yang ada di hadapan kalian. Dan sekarang mari kita balik keadaan, ketika kalian tiba tiba mendapatkan sebuah kalimat yang menghujam langsung ke jantung kalian, atau kalian di tinggalkan sahabat dan orang orang yang kalian sayang, hanya karena penilain dan sudut pandang mereka yang tak tahu posisi kalian dimana. Bukankah kalian akan mengatakan “Kalian tidak mengerti aku.”

Dan sekali lagi harus di hadapkan pada sebuah kalimat “Bagaimana kalian mau dimengerti jika kalian tidak mau mengerti orang lain”. Ya.. mungkin untuk menggerakkan seseorang di sekitar kita untukk mengerti adalah dengan mengerti mereka terlebih dahulu. Dengan begitu mereka akan mencoba mengerti kita. Lalu bagaimana kalau mereka juga tak mau mengerti? Saat itulah kita harus mengerti mengapa mereka tidak dapat mengerti kita, karena dengan jalan itu kita akan ikhlas tanpa protes.

Bukankah mirip dengan konsep Fisika optik? Ya.. ketika kita tahu bayangan yang terbentuk seperti apa, jarak bendanya berapa, perbesarannya berapa, kita semua bisa menghitung titik fokusnya (titik api). Dan ketika kamu sudah mengerti ternyata bayangan yang terbentuk tersebut dikarenakan besar jarak fokus lensa, kalian akan mengatakan jawabannya selesai dan tak akan menjadikannya sebuah masalah lagi.

Seperti itu pula kita, ketika kita mencoba untuk mengetahui mengapa pemikiran mereka seperti ini?, mengapa mereka memilih marah? mengapa semuanya jadi seperti ini?, mungkin awalnya sulit seperti kalian menghitung jarak titik fokus lensa tersebut. Tapi bukankah  ketika kita mengerti rasanya kita paham dan memaklumi apa yang ada.

Bukankah hanya membuang waktu ketika kita meminta semua orang mengerti kita, sedangkan mereka tidak pernah tahu berada di titik fokus yang mana? Mungkin lebih baik diri kita yang di sebut “Aku” yang menghitung jarak fokus mereka.

Dan dengan kita mengenal kita bisa belajar.

0 Coment:

Posting Komentar