Sabtu, 20 November 2010

Love is Blind

Teringat sebuah statement “Love is blind”, cinta itu buta. Sedikit saja kita bahas soal cinta kali ini, karena baru saja aku mendengar statement tersebut dari sebuah obrolan malam di kamar sebelah. Setujukah anda dengan statement cinta itu buta?.

Cinta itu kerap di katakana buta karena banyak kisah yang mungkin terjadi di luar logika kita. Kisah cinta Layla Majnun? Atau kisah cinta dari novel klasik shakespeare, dimana sebuah kisah cinta yang di bawa mati sang pemiliknya, Romeo and Juliet. Dan masih banyak lagi kisah cinta lainnya yang di tulis oleh para pemuja cinta.


Cinta adalah cinta yang dapat membuat mendung menjadi pelangi, cinta adalah cinta yang bisa mmbuat rasa pahit menjadi manis?. Cinta adalah cokelat, dimana kita bisa merasakan rasa pahit dan manis sekaligus?. Ah entahlah, terlalu banyak orang mendeskripsikan tentang cinta, dn semua merujuk pada “Love is Blind”.

Tapi bagaimana cinta itu buta? Sedangkan cinta itu sendiri dapat melihat semua yang kau cintai. Bagaimana cinta itu buta? Sedangkan cinta itu sendiri dapat menunjukkan padamu rasa pahit dan manis sekaligus?.

Cinta dapat menerima sebuah kekurangan menjadi suatu kelebihan cintanya. Cinta dapat menyatukan kelebihan dan kekurangan menjadi sesuatu yang saling mengisi. Cinta lebih sering memberi daripada menerima. Dari sinilah cinta selalu di katakan buta.  Tapi sesungguhnya cinta itu tak pernah buta, cinta dapat melihat dengan sebaik baiknya. Namun cinta tak pernah melihat dengan matanya, cinta melihat dengan mata hatinya, yang menjadikan statement-statement di atas menjadi mungkin dan rasional.

Terlalu gombalkah itu? kembali pada kita yang mengartikan arti cinta itu sendiri. Karena cinta, sebuah kata yang mempunyai definisi berbeda bagi setiap individunya. Karena cinta, sebuah kata yang mempunyai definisi berbeda di setiap detiknya.

0 Coment:

Posting Komentar